
Ritual kebo-keboan digelar setahun sekali pada bulan Muharam atau Suro (penanggalan Jawa). Bulan ini diyakini memiliki kekuatan magis. Konon, ritual ini muncul sejak abad ke-18. Di Banyuwangi, kebo-keboan dilestarikan di dua tempat yakni di Desa Alasmalang, Kecamatan Singojuruh, dan Desa Aliyan, Kecamatan Rogojampi.
Munculnya ritual kebo-keboan di Alasmalang berawal terjadinya musibah pagebluk ( epidemi – red ). Kala itu, seluruh warga diserang penyakit. Hama juga menyerang tanaman. Banyak warga kelaparan dan mati akibat penyakit misterius. Dalam kondisi genting itu, sesepuh desa yang bernama Mbah Karti melakukan meditasi di bukit. Selama meditasi, tokoh yang disegani ini mendapatkan wangsit. Isinya, warga disuruh menggelar ritual kebo-keboan dan mengagungkan Dewi Sri atau yang dipercainya sebagai simbol kemakmuran.
Keajaiban muncul ketika warga menggelar ritual kebo-keboan. Warga yang sakit mendadak sembuh. Hama yang menyerang tanaman padi sirna. Sejak itu, ritual kebo-keboan dilestarikan. Masyarakat Desa Alasmalang takut terkena musibah jika tidak melaksanakannya.
Ayo hadiri dan saksikan keunikkan Ritual Adat Kebo-Keboan Alasmalang, Kecamatan Singojuruh, Kabupaten Banyuwangi pada :
Hari/tanggal : Minggu, 27 Desember 2009
Pukul : 07.00 WIB s/d selesai
Tempat : Desa Alasmalang, Kecamatan Singojuruh, Kabupaten Banyuwangi
Atraksi : Atraksi utama Ritual Adat Kebo-keboan, atraksi pendukung Reog, Barong, Gandrung dan masih banyak lagi.**
*Dari : Syaiful Anamz (Group PJT “Paguyuban Jebeng-Thulik”)
**Editor : Zaki Andhi Rosadi (Group Banyuwangi Excited!)
No comments:
Post a Comment