
PURWOREJO--Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan meresmikan tiga desa mandiri energi (DME) dari tanaman nyamplung di wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur,Ahad (6/12).
Ketiga DME tersebut adalah Desa Ambal Kecamatan Petanahan, Kabupaten Kebumen, dan Desa Patutrejo,Kecamatan Grabag, Kabupaten Purworejo,Jawa Tengah serta Desa Buluagung,Kecamatan Siliragung, KabupatenBanyuwangi,Jawa Timur. Peresmian ketiga demplot DME tersebut dilakukan di Desa Patutrejo, Grabag, Purworejo.
Kepala Litbang Departemen Kehutanan Tahrir Fathoni mengatakan, DME merupakan program nasional yang dicanangkan Presiden SBY tahun 2007 lalu."Ini merupakan upaya pengembangan energi di kawasan pedesaan," terangnya.
Melalui DME ini diharapkan masyaarakat pedesaan mampu mencukupi kebutuhan energinya sendiri sebesar 60 persen dari bahan baku lokal."Ini merupakan demplot nyamplung pertama di Indonesia," tegasnya. Melalui demplot DME tersebut,pihaknya mengembangkan pembangunan unit pengolahan minyak biodisel berkapasits 250 liter/hari dan pembangunan hutan tanaman diluar kawasan hutan sebanyak 20 ribu batang(Purworejo dan Banyuwangi).
Potensi produksi Nyamplung di dalam kawasan hutan terdiri dari 27 hektar (Kebumen), 132 hektar (Purworejo), 530 hektar (Banyumas), dan 345 hektar (Cilacap).Sedangkan di di luar kawasan hutan terdiri atas 112 hektr (Kebumen), 18 hektar (Purworejo), dan 149 hektar (Cilacap). Potensi lahan tanaman Nyamplung di Banyuwangi di dalam kawasan hutan seluas 62 hektar dan di luar kawasan hutan seluas 62 hektar. Produksi buah Nyamplung sendiri berkisar antara 8-50 kg/pohon/tahun.
Tanaman Nyamplung sendiri sebagai sumber bahan baku energi biofuel sudah lama dibudidayakan di dataran rendah dekat pantai.Nyamplung memiliki beberapa keunggulan, menghasilkan bahan bakar nabati dengan rendemen yang tinggi hingga 70 persen, tidak berkompetisi dengan pangan, mudah dibudidayakan, berbuah sepanjang tahun,hampir seluruh bagian pohon bisa dimanfaatkan,berfungsi sebagai wind breaker dan daya bakar minyak nyamplung dua kalilebih lama dari minyak tanah.
Gubernur Jateng Bibit Waluyo mengatakan, potensi lahan pantai yang bisa digunakan untuk budidaya tanaman Nyamplung sepanjang Pantai Purworejo hingga Cilacap mencapailuas lahan hingga 200 hektar lebih. "Potensi itu belum termasuk potensi lahan di 36 pulau yang ada di Karimunjawa,"tandasnya.
Bibit berharap pengembangan DME tersebut juga harus dibarengi dengan pembelian hasilproduksi buah Nyamplung dari masyarakat secara signifikan.Pasalnya jika kproduksikemudian berlebih dan tidak ada pembelian untukproduksi justru akan menyusahkan petani. Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan mengatakan, bahwa hal penting yang harus diperhatikan pemerintah pasca peremian tersebut adalah pembelian produksi Nyamplung. "Jangan sampai ketika banyakproduksikemudian tidak ada pembelian," tandasnyaa.
Nyamplung kata Zulkifli, akan laku keras sebagai energi alternatif jika harga minyak meninggi.Tetapi jika harga minyak turun maka Nyamplung tidak akan dibeli."Karenanya itu harus dipikirkan dan diperhitungkan sebelumproduksi besar-besaran," tegasnya.yulianingsih/pur
 
No comments:
Post a Comment