
DENGAN vokal mantap, penuh penjiwaan, dan ekspresi yang kuat, Harjanto Jee bersama Soiman dan Makhasin dari Teater Ilalang Purworejo, melantunkan puisi bertajuk Lentera. Puisi yang sarat pesan moral dan kaya makna ini, menjadi salah satu pertunjukan pelengkap pada acara ’Malam Peluncuran Buku biografi Angko Setiyarso Widodo’, di Gedung Wanita Purworejo belum lama ini.
Tak hanya mereka bertiga, salah satu awak Teater Ilalang, Harjito, membacakan puisi berjudul Sajak Palsu karya Agus S Sarjono, yang bernada satir plus menggelitik.
Malam itu tak hanya pertunjukan puisi, tetapi juga tarian dan musikalisasi puisi. Untuk tarian, anak-anak dari Kelurahan Kledung Karangdalem Banyuurip, menampilkan Dolalak. Sedang Sanggar Tari Prigel menampilkan tarian Sekar Jagat yang bernuansakan Bali dan Jejer yang bernuansa Banyuwangi.
Sedang musikalisasi puisi religi diisi Sanggar Seni Serambi Bagelen. Dandung Danadi vokalis Serambi dengan suara khasnya, mengetuk hati pemirsa dengan tembang-tembang religius. Ada tujuh puisi yang ditembangkan Serambi, yakni Hati yang Mati adaptasi syair Ibrahim bin Adham, Antara Shaf-shaf dan Thawaf karya Soekoso DM, YA Allah Aku Malu Bicara Pada-Mu karya Mohammad Fakhrudin, Di Simpang Jalan Dia Menyapa karya Dandung Danadi, Selembar Puisi Aroma Api karya Dulrokhim, Surga Semakin Jauh karya Dandung Danadi.
’Malam Peluncuran Buku Biografi Angko Setiyarso Widodo’, yang dikemas dengan pentas seni ini, dihadiri Kapolres Purworejo AKBP Agus Krisdiyanto SH MBA, seniman dan budayawan, insan pers, LSM, dan pengusaha.
Referensi
Menurut Angko, buku setebal 147 halaman karya Dulrokhim ini berjudul Dari Rakyat untuk Rakyat, terbagi dalam sepuluh bab, dilengkapi dengan foto-foto berwarna. Buku ini menyoroti perjalanan hidup Angko sejak masa kanak-kanak hingga menjabat sebagai Ketua DPRD Purworejo.
Bagian awal bertutur kisah kehidupan pribadi Angko semasa kecil, lalu kiprahnya di organisasi kepemudaan Muda Adikarsa yang mematangkan jiwanya dalam berorganisasi, kiprahnya dalam memajukan Karang Taruna, menjadi Lurah Baledono, memajukan PDAM Tirta Perwitasari, mengentaskan kemiskinan melalui program P2KSM, memajukan olahraga di KONI, memimpin banteng mencereng PDI Perjuangan, mewakili rakyat sebagai ketua dewan, dan buah pikirannya dalam dunia pendidikan.
Angko sendiri dalam sambutannya mengatakan, buku ini dapat dijadikan salah satu acuan dan referensi bagi generasi muda, untuk bersama-sama membangun Purworejo.
’’Di gedung wanita ini, kami pertama kalinya lahir untuk berkarya membangun Purworejo. Saya berharap dimulai dari gedung ini pula, kita bersama-sama membangun Purworejo agar lebih baik lagi,’’ ujar Angko.
Secara simbolis, Angko memberikan buku antologi kepada sastrawan berbakat, Junaedi Setiyono MPd, yang memenangi Sayembara Penulisan Novel Dewan Kesenian Jakarta 2006, kepada penata tari kreatif Melania Sinaring Puteri yang membawa Dolalak ke Taiwan, dan mahasiswa berprestasi, Eko Sutopo, serta Kapolres Purworejo, AKBP Agus Krisdiyanto SH MBA. Dr/Am
No comments:
Post a Comment