Friday, 19 February 2010

Jelang Pemilihan Bupati, Koran Musiman Bermunculan



TEMPO InteraktifBanyuwangi - Sedikitnya empat koran lokal mulai bermunculan menjelang pemilihan kepala daerah Kabupaten Banyuwangi 14 Juli mendatang. Satu diantara mereka bahkan menjadi media pencitraan salah satu calon bupati.
Empat koran tersebut adalah Metro Blambangan, BWIPOST, JPOST, dan Harmoni. Koran-koran tersebut terbit mingguan.

Pimpinan Redaksi Harmoni, Gembong Ismadi mengatakan, medianya dibiayai oleh Bupati Jembrana I Gede Winasa. Selain berita tentang Kabupaten Jembrana, koran yang terbit 12 halaman juga berisi berita Banyuwangi.

Gembong mengaku, salah satu tujuan Harmoni adalah untuk pencitraan istri Winasa, Ratna Ani Lestari (Bupati Banyuwangi) yang akan mencalonkan kembali untuk periode 2010-2015. Karena menurutnya, media-media di Banyuwangi belum cukup obyektif memberitakan tentang Ratna. "Berita kan tidak harus yang buruk. Yang baik juga perlu diberitakan," katanya saat dihubungi Tempo melalui telepon selulernya, Jumat (19/2).

Harmoni lahir Januari 2010 berada di bawah Yayasan Tatpwamasi, dengan oplah sekitar 6 ribu eksemplar. Selain menerbitkan Harmoni, Yayasan Tatpwamasi juga menerbitkan mingguan Jembrana Post (JPOST) yang beredar di Banyuwangi.

Sementara Pimpinan Redaksi dwi mingguan BWIPOST, Eko Suryono, mengatakan, korannya tidak memback-up salah satu calon. Menurutnya, BWIPOST yang lahir Oktober 2009 terbit untuk mengawal Pilkada 2010. "Media kami terbuka untuk menampung visi misi semua calon," katanya.

BWI POST terbit dua ribu eksemplar meliputi wilayah Banyuwangi, Situbondo, Jember, dan Bondowoso. Berisi 12 halaman tersebut, kata Eko, dibiayai secara swadaya bekerjasama dengan sejumlah pengusaha di Banyuwangi. Saat Pilkada 2005 lalu, Eko Suryono pernah menerbitkan mingguan Berita Rakyat. Namun begitu Pilkada usai, Berita Rakyat juga tak terbit lagi.

Ketua Aliansi Jurnalis Independen Kota Jember Dawud Gresika mengatakan, terbitnya media musiman tersebut sangat merugikan masyarakat. Sebab, fungsi media bukan lagi untuk kepentingan masyarakat, melainkan untuk calon tertentu. Hal tersebut, katanya, dapat mengaburkan nilai-nilai kebenaran yang seharusnya dipegang oleh media massa. "Publik tidak akan mendapat informasi yang sebenar-benarnya," ujar Dawud.

Dawud meminta masyarakat yang kini harus selektif terhadap media massa. Sebab tanpa kehadiran masyarakat, media massa akan kehilangan pembaca.
IKA NINGTYAS

No comments:

Post a Comment