Saturday, 22 January 2011

Selamatkan Warga, Bromo Masuk RTRW


PROBOLINGGO - Aktivitas vulkanis Gunung Bromo, banjir (lahar dingin), dan tanah longsor di kawasan lereng gunung api tersebut menjadi perhatian khusus Pemprov Jatim. Bahkan pada draft Rancangan Perda (Raperda) tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Jatim (RTRW) 2012-2032, kawasan Bromo masuk kawasan rawan bencana alam.
”Ada sejumlah daerah di Jatim yang rawan bencana masuk dalam draft Raperda RTRW Jatim yang segera dibahas,” ujar H Mahdi SE, anggota Pansus RTRW di DPRD Jatim, Sabtu (22/1) pagi tadi.
Politisi PPP yang berangkat dari Daerah Pemilihan (Dapil) Pasuruan-Probolinggo itu menambahkan, pada akhir 2010 hingga awal 2011 ini terjadi bencana beruntun di lereng Gunung Bromo. Ketika semburan material vulkanis belum mereda, banjir lahar dingin dari sungai yang berhulu di Gunung Bromo, merusak ratusan rumah dan lahan pertanian.
Kawasan rawan bencana lain di Jatim, kata Mahdi,  semuanya berada di lereng Gunung. ”Lereng Gunung Ijen di Bondowoso, lereng Gunung Raung di Banyuwangi, dan lereng Gunung Semeru di Lumajang juga masuk kawasan rawan bencana di draft Raperda RTRW,” ujarnya.
Masuknya kawasan rawan bencana di RTRW berarti kawasan itu mendapatkan perhatian khusus. ”Harus ada langkah antisipatif menyelamatkan warga yang tinggal di lereng-lereng gunung itu,” ujar Mahdi.
Terkait kerawanan bencana di lereng Bromo, Komisi D DPRD beberapa hari lalu sudah meninjau sejumlah desa yang terdampak semburan vulkanis Bromo dan sasaran banjir lahar dingin di Kab. Probolinggo. ”Dampak semburan abu Bromo yang mengakibatkan hujan abu sejak akhir 2010 butuh penanganan jangka panjang,” ujarnya.
Hal senada diungkapkan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jatim, Siswanto. ”Dampak semburan Bromo melanda empat kabupaten sekaligus, Probolinggo, Lumajang, Pasuruan, dan Malang. Untuk sementara yang menjadi prioritas penanganan adalah Probolinggo karena paling parah terkena dampak,” ujarnya.
Data sementara yang dilaporkan dari empat kecamatan di lereng Bromo di Kab. Probolinggo (Sukapura, Lumbang, Kuripan, dan Sumber), kerugian akibat rusaknya sayur-mayur sekitar Rp 56 miliar. Belum termasuk rusaknya ratusan rumah dan tewasnya puluhan ternak berupa sapi dan kambing.
Memasuki bulan ketiga sejak November 2010 lalu, aktivitas Gunung Bromo belum juga mereda. Selama sehari, Jumat (21/1) gunung setinggi 2.392 meter itu mengalami erupsi relatif panjang, 345 detik (5,75 menit). Letusan itu terekam seismigraf di Pos Pengamatan Gunung Bromo pada pukul 05.33 WIB.
Saat itu besaran gempanya (amplitudo) mencapai 40 mm. Sedangkan ketinggian asap 600-1.000 meter. ”Sabtu dinihari, sejak pukul 00.00-06.00 kembali terjadi letusan sebanyak 4 kali dengan amplitudo 40 milimeter. Lamanya 25-395 detik,” ujar Kepala Pos Pengamatan Gunung Bromo, M. Syafi’i, Sabtu (22/1) pagi tadi.
Bahkan saat dihubungi per telepon Syafi’i sempat berhenti berbicara, ”Sebentar, ada sesuatu di Bromo.” Beberapa saat kemudian ia melanjutkan, ” Tepat pukul 07.20 WIB Bromo erupsi lagi,” ujarnya.
Erupsi Gunung Bromo itu terdengar jelas dari kawasan Dusun Cemorolawang, Desa Ngadisari, Kec. Sukapura yang memang berjarak 3,5 Km dari kawah gunung. ”Saat erupsi, suaranya mirip pesawat terbang yang terbang rendah,” ujar Santoso, warga Cemorolawang.
Selain semburan material vulkanis, sejumlah warga di bagian ”bawah” Jumat (21/1) sampai Sabtu (22/1) dinihari sempat ketir-ketir. ”Soalnya tadi malam, air di Kali Patalan permukaannya terus naik. Untunglah tidak sampai meluber ke permukiman,” ujar Saiful, warga setempat.
Sebagian besar warga di bagian ”bawah” semalaman berjaga. Warga mengaku trauma dengan banjir lahar dingin yang menyapu ratusan rumah, awal Januari lalu. Seperti diketahui, sungai di Patalan berhulu di lereng atas Gunung Bromo tepatnya di kawasan Jurang Jontro, Kec. Sukapura.
Kekhawatiran serupa juga dialami warga Desa Pesisir, Kec. Sumberasih, Kab. Probolinggo. Sungai dari lereng atas Bromo itu awal Januari lalu juga membanjiri desa yang terletak di muara sungai. isa (www.surabayapost.co.id)

No comments:

Post a Comment