Irul Hamdani - detikSurabaya | Selasa, 27/10/2009 15:02 WIB |
Banyuwangi - Pil distro kembali makan korban jiwa. Seorang pemuda asal Dusun Ringinmulyo, Desa Ringin Telu, Kecamatan Bangorejo, Banyuwangi, ditemukan tewas dengan kondisi mengenaskan.
Arie Syahputra (22), ditemukan tergeletak tak bernyawa di ruang tamu rumah milik Gino (45), tetangganya, sekitar pukul 07.00 WIB, Selasa (27/10/2009). Tubuh bapak satu anak tersebut kali pertama diketahui oleh Krisdiyanto (16), anak Gino sekaligus teman korban.
Dari mulut dan hidung Arie diketahui keluar cairan kuning berbusa. Lebih parah lagi, darah segar juga mengalir dari lubang telinga serta kedua matanya. Diduga hal itu efek dari 40 butir pil distro yang dikonsumsinya.
"Saya sangka si Arie masih tidur, tapi kok dari mulut dan hidungnya berbusa. Di telinga dan matanya juga ada lelehan darah," jelas Krisdiyanto, saat ditemui detiksurabaya.com dilokasi.
Efek itu diduga dari pil distro yang ditenggak korban sehari sebelumnya. Dugaan itu dikuatkan dengan pengakuan beberapa rekannya. Pasalnya, sehari sebelumnya korban diketahui bersantai di lokasi kejadian bersama beberapa rekannya.
Beberapa saat kemudian, korban berpamitan ke pasar Desa Kedungrejo, Bangorejo, untuk membeli pil distro bersama Bambang, seorang rekannya. Rekan-rekannya yang lain hanya bisa diam lantaran Arie susah untuk diperingatkan.
"Dia berpamitan mau beli pil distro sama si Bambang sebanyak 80 butir. Beberapa jam datang lagi diantar Bambang dan Arie langsung ambil bantal dan tidur diruang tamu," jelas Pendi Edi (15), rekan korban yang menduga jika pil itu dibagi dua dengan Bambang.
Bambang sendiri, sepulang mengantar korban, langsung berpamitan ke kota Jember untuk kembali masuk ke Pondok Pesantren, tempat dirinya menimba ilmu agama setahun lalu.
Sebetulnya, kecurigaan mulai timbul saat hari mulai malam. Arie yang tidur sejak siang hari tak kunjung bangun. Terlebih kondisinya saat itu tidak wajar. Arie tidur dengan suara dengkuran keras, layaknya seorang yang sedang sakit flu berat.
Namun, siapa sangka jika saat itulah si Arie dalam kondisi kritis. Lantaran bukan kali pertama melihat, rekan korban yang kebetulan berada ditempat kejadian menganggap hal itu biasa saja.
"Kebetulan sehabis magrib saya main kerumah Kris. Disitu sudah ada Arie, dia tidur sambil mendengkur keras. Saya goncang-goncang badannya tapi tetap enggak bangun," ucap wiwid (25), teman korban lainnya.
Kematian Arie membuat keluarganya histeris. Mereka tak rela jika anggota keluarganya tersebut tewas dalam kondisi tak wajar dan mengenaskan. Arie bukanlah korban orang pertama, korban dari penyalahgunaan pil distro.
Dari informasi yang dihimpun, mulai awal tahun 2009 hingga bulan Oktober, ini, sudah belasan korban tewas bergelimpangan akibat penyalahgunaan pil distro.
Belum lagi ditambah korban kritis dan terselamatkan. Sepertinya pemerintah harus lebih bijak lagi dalam mengawasi peredaran pil berukuran kecil berwarna kuning tersebut.
(bdh/bdh)
(dari http://surabaya.detik.com/read/2009/10/27/150254/1229477/475/tenggak-40-pil-distro-nyawa-bapak-satu-anak-melayang)
No comments:
Post a Comment