Rabu, 4 Nopember 2009 | 10:02 WIB | Posts by: jps |
SURABAYA - SURYA- Pasca rebranding dari PT Asuransi AIA Indonesia menjadi PT Avrist Assurance, asuransi yang kini sahamnya tidak lagi dimiliki PT AIA Hongkong ini ancang-ancang menyasar setiap rumah tangga agar memiliki satu polis asuransi Avrist.
Chief Agency Officer PT Avrist Assurance Rusli Chan mengatakan, potensi pemegang polis asuransi di Indonesia masih cukup besar. Ada banyak masyarakat yang belum teredukasi tentang produk asuransi secara sempurna.
“Banyak orang mengasuransikan mobil atau kendaraan mereka, tapi jiwanya tidak diasuransikan. Target kami, setiap rumah tangga nanti harus memiliki satu polis asuransi kami,” ucap Rusli Chan, di sela roadshow Avrist Assurance di Hotel Mercure, Selasa (3/11).
Saat ini, jumlah pemegang polis asuransi PT Avrist Assurance secara nasional mencapai satu juta jiwa. Selain menargetkan satu rumah tangga satu polis, pihaknya juga akan berekspansi ke Pulau Madura.
“Madura punya potensi bagus dengan tersambungnya jembatan Suramadu. Trennya beberapa tahun mendatang, bisnis di sana akan berkembang pesat. Kebetulan kita punya produk asuransi syariah yang cocok bagi masyarakat di sana,” kata Rusli.
Setelah melirik Madura, rencananya juga akan mengembangkan kawasan timur Jawa Timur seperti Banyuwangi, Jember dan sekitarnya, serta Malang. “Nasabah lama yang tercatat sebagai pemegang polis PT Asuransi AIA Indonesia, secara otomatis akan menjadi nasabah PT Avrist Assurance,” jelasnya.
Produk unggulan yang ditawarkan pasca rebranding, salah satunya Avrist Prime Invest, produk unit link atau produk proteksi yang dipadukan dengan investasi. “Pada segmen menengah atas, produk investasi laku keras, namun untuk segmen menengah lebih banyak ke produk proteksi. Di 2010 kita akan lakukan balancing antara produk proteksi dan produk investasi,” imbuhnya.
Head of Marketing PT Avrist Assurance Novita J Rumngangun menambahkan, sampai akhir tahun pertumbuhan pasca rebranding ditargetkan dua digit. Per semester I/2009, PT Avrist Assurance mencatat rasio kecukupan modal (Risk Based Capital/RBC) tiga kali lipat atau 354 persen. Ketentuan minimum Depkeu 120 persen. Aset yang dihimpun Rp 6,743 triliun, dengan nilai equity Rp 750 miliar, serta premi Rp 832 miliar.
Regional Agency Director Johannes Budhi Hermawan mengatakan, Jawa Timur memiliki kontribusi cukup besar terhadap perolehan premi secara nasional. “Jatim saat ini di peringkat tiga, 2010 berpotensi di peringkat dua,” kata Johannes Budhi Hermawan. ame
(dari http://www.surya.co.id/2009/11/04/ganti-merek-target-satu-rumah-tangga-satu-polis.html)
No comments:
Post a Comment