Tuesday, 3 November 2009

Kesadaran Minum Susu Masih Rendah

02 Nopember 2009 | 22:59 wib |

Semarang, CyberNews. Dibandingkan konsumsi susu di negara-negara maju, konsumsi susu rakyat Indonesia masih seperempatnya. Dari tingkat konsumsi tersebut, sekitar 70 persen kebutuhan susu masih ditopang oleh produk susu impor.

Dan 85 persen penyuplai kebutuhan susu di Indonesia berasal dari sapi-sapi perah yang ada di Pulau Jawa. "Konsumsi susu rakyat Indonesia masih sangat rendah, yakni 9,7 liter per orang per tahun dibandingkan dengan Vietnam 11,2 liter per orang per tahun, Malaysia 17 liter per orang per tahun, Belanda 123 liter per orang per tahun, dan Finlandia 184 liter per orang per tahun," kata Dekan Fakultas Peternakan Undip Dr Ir Joelal Achmadi MSc dalam pembukaan Gerakan Minum Susu Segar (Gerimis) di Fakultas Peternakan Undip Tembalang, Senin (2/11).

Rendahnya tingkat konsumsi dan kesadaran minum susu tersebut menjadi salah satu kendala berkembangnya produsen susu segar di Indonesia. Selain itu, agribisnis persusuan nasional masih menghadapi masalah rendahnya tingkat produksi, dan tata niaga yang tidak berpihak pada peternak produsen. "Volume susu impor pertahun mencapai Rp 7,5 triliun. Sistem impor inilah yang merugikan petani," ujarnya.

Jika ditinjau dari segi usaha, peternakan sapi perah sangat menjanjikan. Sebab dalam tiga tahun, seekor induk sapi perah akan menghasilkan dua ekor anak sapi perah. Return of investment-nya lebih dari 50 persen.

Para peternak juga dihadapkan dengan kendala kurangnya instalasi pengolahan susu (IPS). Jumlah koperasi di Jateng yang memiliki IPS kurang dari sepuluh. "Susu mudah rusak dalam jangka waktu dua jam. Rata-rata susu yang akan disetorkan peternak ke perusahaan pengolah ditolak karena kualitasnya sudah jelek," jelasnya.

Dibandingkan dengan Jawa Barat dan Jawa Timur, sistem pengolahan atau pengawetan susu di Jawa Tengah masih sangat jelek. Peternak Jateng masih mengandalkan sistem beternak konvensional. "Hanya tiga daerah di Jateng yang menjadi penghasil terbesar susu segar yakni Boyolali, Kabupaten Semarang, dan Purbalingga. Iklim disana sangat cocok untuk peternakan sapi perah," ujarnya.

Kegiatan yang juga digelar dalam rangka Lomba Karya Tulis Ilmiah SMA bidang peternakan tersebut diikuti oleh para finalis dari SMA se-Indonesia yakni SMAN 2 Bengkulu, SMAN 1 Ponorogo, SMA N 1 Giri Banyuwangi, SMA Darul Ulum 2 Jombang, SMAN 1 Kragan Rembang, SMAN 1 Sultajayan Blitar, Madrasah Aliyah Negeri Takeran Magetan, Madrasah Aliyah Negeri DenanyarJombang, SMA Taruna Nusantara Magelang, dan SMAN 1 Batang.

( Fani Ayudea / CN13 )

(dari http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/news/2009/11/02/39342/Kesadaran.Minum.Susu.Masih.Rendah)

No comments:

Post a Comment