
Budapest, RMOL. Pada hari Minggu (8/11), Octopont Studio of Dance and Performing Arts di Budapest, Hongaria, menampilkan pertunjukan tari dan musik tradisional Indonesia yang diberi tema “Indonesia in the mirror of dance” (Indonesia Dalam Cermin Tari).
Sehubungan dengan itu, Direktur Studio Octopont, Ms Petnehazi Ildiko menyatakan, bahwa ide pementasan kebudayaan Indonesia tersebut berkat peranan aktif dari Sanggar Seni KBRI Budapest. Tidak kebetulan kiranya, jika anggota Sanggar Seni KBRI Budapest Andrea Nemeth menjadi pelatih tari di Studio Octopont.
Dalam sambutannya, Pelaksana Fungsi Pensosbud dan Protokol KBRI Budapest Patricia Silalahi, atas nama Duta Besar, menyatakan penghargaan kepada Direktor Studio, Petnehazi Ildiko atas pementasan kebudayaan tradisional Indonesia. Lebih lanjut Patricia menyampaikan, bahwa kesenian memang dapat membantu menjembatani hubungan kedua negara, Indonesia dan Hongaria, yang selama ini memang telah terjalin dengan baik.
Pertunjukan yang memakan waktu 1,5 jam tersebut mendapat sambutan hangat dari para penonton, yang sebagian besar bergerak dalam bidang kesenian. Ruangan pertunjukan dipadati penonton, di antara mereka cukup banyak yang rela berdiri. Anggota korps diplomatik dari negara sahabat yang hadir menyampaikan penghargaan kepada KBRI Budapest atas upaya KBRI selama ini yang aktif bergerak dalam segment ‘people to people contact’.
Tarian Indonesia yang digelar beragam, diawali dengan tarian Pendet dari Bali, disusul dengan tari Jembrana yang dibawakan oleh remaja putri Hongaria. Tarian dari Sumatra Utara dengan Tortor Siunte Manis dan Jaipongan tidak lupa menyemarakkan suasana. Puncak acara yang memukau para penonton adalah tari Jejer Banyuwangi, yang dibawakan secara solo oleh Rio. Tari ini mengisahkan bahwa Dewi Sri datang ke tubuh seorang pemuda di waktu bulan penuh, dan harus telah meninggalkan tubuh orang tersebut sebelum bulan terbenam, atau jika tidak, yang bersangkutan akan meninggal dunia. Dewi Sri dipanggil untuk memberikan kesuburan kepada daerah tersebut. Banyak penonton yang percaya bahwa si penari benar-benar kesurupan ketika membawakan tarian ini.
Selain musik dan tari tradisional Indonesia, juga dipamerkan foto, wayang golek, dan kain tenun (Ulos) milik KBRI Budapest.
(dikutip dari artikel 'Indonesia Dalam Cermin Tari' dari www.rakyatmerdeka.co.id Rabu 11 November 2009, foto dari KBRI Budapest)
 
No comments:
Post a Comment