
Penyelundupan arak dari Bali ke Banyuwangi mulai marak. Aparat Polsek Muncar, Banyuwangi menggagalkan pengiriman puluhan jeriken arak dari Bali, Rabu (27/10) dini hari kemarin. Minuman keras (miras) tradisional itu diamankan saat diangkut sebuah perahu nelayan di Pelabuhan Muncar.
Pemiliknya, Kusnadi (40), nelayan asal Dusun Muncar, Desa Tembokrejo. Pria ini mengaku mendapat pasokan arak dari seseorang di Jembrana, Bali. Arak tersebut dikirim melalui Pelabuhan Pengambengan. Untuk mengelabuhi petugas, dia berpura-pura mencari ikan di laut. Arak yang dibawa ditutupi kain terpal.
Karena tak melewati pelabuhan kapal, Kusnadi lolos dari pemeriksaan petugas. Arak itu kemudian diboyong ke Banyuwangi melalui jalur laut. Miras itu biasanya dijual dalam kemasan botol air mineral. Satu botol dijual seharga Rp 10.000. Sasarannya adalah kalangan nelayan yang biasa melaut di Selat Bali. "Di sini (Muncar - red) arak laris manis. Banyak nelayan yang suka untuk bekal melaut," ujarnya kepada penyidik Polsek.
Kapolsek Muncar Kompol Mustakim membenarkan adanya penangkapan tersebut. Perwira ini menjelaskan, penggerebekan penyelundupan arak ini berawal dari tertangkapnya pengecer arak di Muncar. Begitu tertangkap, pelaku mengatakan mendapat arak dari Kusnadi. Pengakuan ini akhirnya dikembangkan.
Setelah melakukan pengintaian, polisi mendapatkan kabar pelaku sedang mengambil arak ke Bali. Polisi berpakaian preman kemudian menyanggong di pelabuhan. Ternyata benar, beberapa jam kemudian pelaku muncul dengan perahunya. Begitu digeledah, polisi menemukan 37 jeriken arak siap edar dan 29 botol arak oplosan. Bersama barang bukti, pelaku digelandang ke Polsek untuk pengembangan penyidikan. "Kita sudah lama mengincar pelaku. Ternyata dia terbukti menyelundupkan arak," tegas Kapolsek.
Kapolsek mengatakan, pelaku tergolong agen besar minuman ilegal tersebut. Transaksinya bisa mencapai Rp 12 juta per bulan. Pelaku mengambil langsung arak ke Bali melalui jalur laut. Modusnya, dia berpura-pura memancing ikan di malam hari. Menurut Kapolsek, pelaku sudah dua kali digerebek polisi. Namun aksi pertama gagal. Pasalnya, pelaku keburu kabur sebelum digerebek. Lolos dari polisi, pelaku makin ketagihan. Setiap seminggu sekali, dia bertolak ke Jembrana untuk membeli arak. Kemarin, bisnis itu berhasil dibongkar setelah disanggong beberapa jam.
Dijelaskan Kapolsek, peredaran arak di kalangan nelayan cukup memprihatinkan. Karena harganya murah, miras tak bermerek ini banyak diburu kalangan nelayan. Imbasnya, kata Kapolsek, bisa memicu overdosis dan tindak kriminal di masyarakat. (udi)
No comments:
Post a Comment