TEMPO Interaktif, Banyuwangi - PT Kereta Api Daerah Operasional IX Jember, Jawa Timur, memberikan penghargaan terhadap tiga orang warga Kelurahan Boyolangu, Kecamatan Giri, Banyuwangi, yang dianggap menyelamatkan 200-an nyawa penumpang Kereta Pandan Wangi pada 10 Oktober lalu.
Tiga warga itu yakni Ismail (43), Nur Sariyanto (42), dan seorang penjaga perlintasan kereta Suparno (54).
Mereka dianggap berjasa memberi informasi kepada masinis Kereta Pandan Wangi atas jebolnya jembatan penopang rel kereta di kilometer 22 sehingga kereta yang sedang melaju itu terhindar dari kecelakaan. Jembatan tersebut jebol setelah diterjang banjir bandang yang mengakibatkan rel kereta menggantung di atas jurang sedalam lebih dari 50 meter.
Penghargaan diberikan langsung oleh Kepala PT KAI Daops IX, Pudjo Leksono, di aula Kantor Kelurahan Boyolangu, Kamis (28/10) siang. Menurut Pudjo, penghargaan tersebut berupa uang. Sayangnya dia menolak menyebutkan angkanya. "Tidak pantas kami sebutkan," katanya.
Pemberiaan itu, kata dia, merupakan inisiatif PT KAI karena tiga warga itu dianggap berjasa menyelamatkan ratusan nyawa yang berada di dalam kereta.
Ismail merupakan orang pertama yang mengetahui jebolnya jembatan itu sekitar pukul 19.30. Dia lantas berlari menuju pos perlintasan dan memberitahu Suparno yang sedang berjaga malam itu. Saat itu juga Suparno langsung berlari untuk melihat langsung jembatan yang jebol. Jarak antara pos perlintasan dengan jembatan sekitar 200 meter.
Suparno kemudian ingat kalau sebentar lagi akan ada Kereta Pandan Wangi yang melintas. Setelah dicek, ternyata kereta lokal jurusan Banyuwangi ke Kecamatan Kalibaru itu ternyata sudah berangkat dari Stasiun Banyuwangi Baru. Dia hanya memiliki waktu 10 menit untuk mencegat kereta. "Saya kemudian menyuruh Pak Nur (Nur Sariyanto) untuk mencegat kereta," kata Suparno.
Nur Sariyanto berlari menyusuri rel sambil membawa bendera merah dan lampu senter. Bendera merah merupakan simbol bahwa kereta harus berhenti. Untunglah, dari jarak 500 meter sebelum jembatan, Nur bertemu dengan Kereta yang dimaksud. "Masinis langsung menghentikan kereta," ungkapnya.
Musibah tersebut akhirnya tidak sampai memakan korban. PT KAI membutuhkan waktu 3 hari untuk membangun jembatan darurat. Selama tiga hari tersebut ada dua kereta yang terpaksa tidak bisa dioperasionalkan karena terjebak di stasiun terakhir.
No comments:
Post a Comment