
Kroser berumur 36 tahun ini sangat sulit ditaklukkan. Dalam seri pertama di Tegal, dia tidak terkejar dalam empat race di kelas paling bergengsi special engine 125 cc MX2. Seminggu kemudian saat berlaga di Sukoharjo, Kim berada di peringkat dua.
Dalam dua seri terakhir di Sirkuit Rejomulyo-Oro Oro Ombo, Madiun dan MX Djagung, Malang, dimenangi kroser nasional. Andre Sondakh berjaya di Madiun sementara Aep Dadang Supriatna tidak terkejar di Malang. Kesamaan dua seri tersebut, lintasan penuh lumpur dan licin setelah di guyur hujan. Selain itu, kelas paling bergengsi yang seharusnya dilaksanakan dalam empat race dengan jeda setiap race lima menit, hanya dilangsungkan dalam sekali race karena sirkuit yang tidak memungkinkan.
"Untuk seri keenam nanti Kim Ashkenazi dipastikan tampil kembali. Kim sangat lihai mengatasi licinnya sirkuit yang becek. Hal ini membuat peluang kroser nasional untuk kembali merebut juara cukup berat," tutur Direktur Lightning Producktion Alfonso Judiarto yang juga penggagas lomba.
Hingga seri kelima, klasemen teratas ditempati kroser Australia, Kale Makehem dengan nilai 90 disusul Dean Porter (89), Agi Agasi (78), Aldi Lazaroni (70) dan Andre Sondakh yang mengumpulkan 68 poin. Usai berlaga di Banyuwangi, para kroser akan bertarung di seri pamungkas yang akan digelar di Denpasar, Bali, Sabtu (13/11).
(Wahyu Wijayanto/CN14)
No comments:
Post a Comment