Tuesday 21 December 2010

80 % Turis Kendenglembu dari Belanda

BANYUWANGI, KOMPAS.com - Sekitar 80 persen turis yang berkunjung ke PTP Nusantara XII Kebun Kendenglembu, Banyuwangi, Jawa Timur, berasal dari Belanda.
"Mereka pada umumnya adalah cucu para pengelola perkebunan di era pemerintahan kolonial Belanda," kata Manajer PTP Nusantara XII Kebun Kendenglembu, Glenmore, Banyuwangi, Jawa Timur, Anis Febriantomo, Selasa (22/12/2010).
Ia menjelaskan, kunjungan wisatawan asal Belanda ke perkebunannya untuk bernostalgia karena mereka mendengar cerita dari orangtua maupun kakek-kakeknya yang pernah bekerja di Indonesia dulu.
"Mereka datang ke Indonesia ingin melihat dari dekat bagaimana leluhurnya bekerja dulu. Karena itu, mereka pada umumnya mengunjungi lokasi perkebunan dengan sarana produksinya," tutur Anis.
Selain wisatawan Eropa, khususnya asal Belanda, PTP Nusantara XII Kebun Kendenglembu juga dikunjungi wisatawan asal Asia, seperti Jepang, Korea dan Thailand. "Namun persentasenya sangat kecil dibanding wisatawan asal Belanda," kata Anis menambahkan.
Menurut dia, kunjungan wisatawan mancanegara ke Agrowisata Kebun Kendenglembu, terus meningkat tajam selama dua tahun terakhir.
Bahkan tahun ini kunjungan wisman ke lingkungan kebun PTP Nusantara XII itu diperkirakan kembali meningkat. Tahun 2008 lalu, kunjungan wisatawan mancanegara ke objek agrowisata Perkebunan Kendenglembu, tercatat sebanyak 470 orang. Tahun 2009 turun menjadi 402 orang.
"Mudah-mudahan tahun ini kunjungan wisman ke sini bisa naik lagi. Atau paling tidak jumlahnya bisa seperti tahun lalu," harap Anis Febriantomo.
Peningkatan wisatawan mancanegara ke Perkebunan Kendenglembu ini, menurut Anis, tidak terlepas dari gencarnya promosi yang dilakukan pihak manajemen kebun dalam dua tahun terakhir ini.
Salah satunya adalah melakukan pendekatan terhadap wisman yang sedang mengunjungi perkebunan ini untuk ikut menyebarluaskan potensi yang dimiliki perkebunan yang dulunya bernama L.M.O.D. David Berni (NV. Rubber Cultur Mij Kendenglembu Cs).
Karena itu untuk lebih memaksimalkan lagi pendapatan dari sektor kepariwisataan itu, pihak manajemen PTP Nusantara XII Perkebunan Kendenglembu berencana tidak akan menjual objek serta atraksi wisata di perkebunan ini secara kolektif, tetapi akan dijual per paket.
Sementara itu kunjungan wisatawan nusantara ke lokasi perkebunan ini justru mengalami penurunan bila pada tahun 2008 tercatat 328 orang, namun pada tahun 2009 hanya 55 orang.
Pada tahun ini, PTP Nusantara XII Kebun kendenglembu mentargetkan pendapatan antara Rp 22 juta hingga Rp100 juta. Namun pada akhir bulan Juli 2010 lalu, pendapatan target minimal sudah terlampaui sebesar Rp 22 juta lebih.
Selain menyediakan sarana penginapan yang memadai, Kebun Kendenglembu juga menawarkan keanekaragaman tanaman perkebunan sebagai daya tarik bagi wisatawan, khususnya wisatawan mancanegara.
Seperti tanaman karet, kakao edel, kakao bulk, aneka kayu dan tanaman semusim. Begitu pula dengan proses pengolahan karet dan kakao sebagai bagian dari atraksi yang sudah sulit ditemui para wisatawan di kota-kota besar.
Apalagi di kawasan Perkebunan Kendenglembu juga masih ditemukan adanya tanaman - tanaman yang sekarang sudah terbilang langka, antara lain, tanaman gowok, nam - nam, dan juwet.
Sementara itu salah seorang wisatawan Belanda, Edy Stehouwer, mengungkapkan keinginannya melihat dari dekat perkebunan Kendenglembu karena kakeknya dulu pernah bekerja di lokasi perkebunan tersebut.
"Jadi kami datang untuk bernostalgia, dan kami bisa melihat dari dekat proses pembuatan karet seperti yang pernah dilakukan kakek kami dulu," ucapnya bangga.

No comments:

Post a Comment