Tuesday 21 December 2010

Masih Ada Guru di Banyuwangi Bergaji Rp 100 ribu

 
TEMPO Interaktif, Banyuwangi - Sejumlah guru di Banyuwangi masih ada yang mendapatkan gaji Rp 100 ribu per bulan. Rata-rata mereka adalah guru tidak tetap yang mengajar di daerah-daerah pelosok.

Didik Harno, misalnya. Guru yang telah mengabdi enam tahun di SD Negeri 4 Gombengsari, Desa Gombeng, Kecamatan Kalipuro ini harus rela digaji Rp 100 ribu per bulan.

Padahal setiap harinya dia harus menempuh jarak 15 kilometer dari rumah ke sekolahnya. Untuk menutupi kebutuhan dapur, ayah satu anak ini, terpaksa juga mengajar di SMP swasta di desa setempat. "Di SMP, gaji saya Rp 200 ribu," kata pria berusia 25 tahun ini kepada wartawan, Selasa (21/12).

Teman seprofesi Didik, Ninik Susiyati, juga mengalami nasib serupa. Guru kelas 1 dan kelas 2 SDN 4 Gombengsari juga mendapat gaji Rp 100 ribu per bulan.

Kedua guru tidak tetap itu terpaksa bertahan karena sekolah dasar dengan 62 siswa itu kekurangan guru. Dari tujuh guru yang ada, hanya empat guru yang sudah diangkat menjadi pegawai negeri sipil. Sedangkan tiga guru lainnya yang belum diangkat, menggantungkan gaji dari biaya operasional sekolah. "Kami menunggu pengangkatan," kata Ninik.

Ketua Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kabupaten Banyuwangi, Husin Matamin, mengatakan, sampai tahun ini masih ada 3,5 ribu guru tidak tetap yang nasibnya memprihatinkan. Para guru itu, kata Husin, bergaji antara Rp 100 ribu-Rp 200 ribu per bulan meski telah mengabdi hingga puluhan tahun.

Menurut dia, PGRI mendesak Pemerintah Banyuwangi untuk memberikan insentif bagi guru-guru tidak tetap sambil menunggu pengangkatan dari Pemerintah Pusat.

Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, berjanji akan memberikan insentif kepada guru yang bergaji minim. Selain itu, kata dia, terhadap tiga ribu tidak tetap akan dilakukan pengangkatan secara bertahap. Sebab setiap tahun ada sedikitnya 350 guru di Banyuwangi yang pensiun.

IKA NINGTYAS

No comments:

Post a Comment