Tuesday 15 March 2011

Banyuwangi Waspada Penyebaran Virus H5N1


BANYUWANGI, Kompas.com - Pemerintah Kabupaten Banyuwangi mewaspadai munculnya kembali flu burung atau virus H5N1. Pemeriksaan dan penyemprotan unggas di berbagai pusat peternakan mulai dilakukan guna menghindari penyebaran penyakit tersebut.
Kewaspadaan terahadap flu burung muncul setelah warga di Kecamatan Rogojampi, Kabupaten Banyuwangi melaporkan kematian 50 ekor ayam ke dinas peternakan, Februari lalu. Ayam-ayam tersebut menurut warga mati hampir serentak.
Kepala bidang peternakan Dinas Pertanian, Peternakan, Perkebunan, dan Kehutanan Kabupaten Banyuwangi, Bambang Sugiyanto, Selasa (15/3/11) mengatakan, timnya sudah mengadakan penelitian tentang penyebab kematian ayam tersebut. Hasilnya, ayam-ayam tersebut mati karena penyakit newcastle disease. "Dari sampel yang diteliti, penyebab kematian bukan karena flu burung. Meski demikian kami tetap mewaspadai kebangkitan penyakit itu," kata Bambang.
Sejumlah warga yang memelihara ayam, akhir-akhir ini merasa khawatir. Sebab Februari lalu ada laporan adanya ayam yang mati mendadak. Rohman (34), warga Kedaleman, Kecamatan Rogojampi kini mulai mengisolasi ayam peliharaannya di halaman rumah saja. Adapun Sarmidi (29) warga Kalirejo, Kecamatan Kabat memilih menyemprot kandang dengan air sabun sepekan sekali. Sarmidi mengatakan selama serangan flu burung belum terbukti benar, ia masih merasa aman.
Menurut Bambang, kondisi cuaca dan iklim yang ekstrem seperti saat ini mendukung perkembangan virus seperti flu burung. Banyuwangi sendiri menjadi endemik virus tersebut. Kasus kematian ayam akibat flu burung sebelumnya terjadi pada tahun 2009 dan 2010. Saat itu ratusan ayam di Kecamatan Banyuwangi, Purwoharjo dan genteng.
Selain mengadakan penyemprotan disinfektan secara berkala, Dinas Peternakan dan Dinas Kesehatan juga membentuk satuan tugas penelitian dan penanggulangan flu burung. Satgas tersebut khusus ditugaskan mendeteksi adanya penularan penyakit dari hewan ke manusia dan sebaliknya.
Meski flu burung sebelumnya marak, namun hingga kini tim kami belum menemukan adanya penularan penyakit hewan ke manusia, kata Bambang.

No comments:

Post a Comment