Sunday, 2 October 2011
Batik Kangkung Setingkes Masuk Batik Jawa Timur yang Berfilosofi
Kibas Siapkan Buku Batik Berfilosofi |
SURABAYA, KOMPAS.com -- Komunitas Batik Surabaya (Kibas) menemukan 14 batik karya pembatik di Jawa Timur yang berfilosofi. Corak batik itu juga terus dilestarikan turun-temurun hingga sekarang.
Batik berfilosofi itu dipamerkan di House of Sampurna hingga 9 Oktober. Menurut Ketua Kibas Lintu Tulistyantoro, komunitas batik akan segera menerbitkan buku tentang Batik Jatim Berfilosofi akhir tahun 2011.
Lintu menambahkan, 14 batik Jatim berfilosofi mengacu pada artefak yang masih ada, dan dilengkapi dengan wawancara perajin yang melestarikan corak tersebut, dan berdasar pada cara berpikir masyarakat.
"Batik Berfilosofi itu tidak sekadar berkaitan dengan sejarah masa lalu, namun nilai-nilai yang terkandung dalam motif batik merupakan inspirasi menarik bagi generasi muda," kata Lintu, Minggu (2/10/2011).
Batik Jawa timur yang berfilosofi antara lain Rawan (Tulungagung), Wahyu (Tulungagung dan Tuban), Gringsing (Tuban dan Tulungagung), Sidomukti (Tulungagung), dan Satrio Manah (Mojokerto, Tuban, dan Tulungagung). Selain itu, Mahkota (Sidoarjo), Pring Sedapur (Sidoarjo), Kembang Malathe (Madura), Kangkung Setingkes (Banyuwangi), Per Keper (Pamekasan), Tong Centong (Pamekasan), Sabet Rante (Pamekasan), Tasek Melaya (Tanjungbumi, Bangkalan), Jung Drajat (Madura).
Gringsing, kata Lintu, berasal dari kata gering (bahasa Jawa) yang berarti kurus. Jadi, pemakai batik gringsing tidak akan gering lagi atau dalam istilah Jawa disebut sedulur papat lima panjer (empat arah dengan lima sebagai pusat). Simbolnya lingkaran atau bulatan dengan titik di tengah .
Di hadapan sekitar 60 peserta diskusi dari kalangan praktisi dan pemerhati batik diungkapkan bahwa batik dengan tema gringsing memiliki filosofi keseimbangan. Seperti jika laki-laki bertemu perempuan, sama dengan kalau negatif bertemu positif, maka muncul keseimbangan. Keseimbangan itu kemakmuran dan kesuburan.
Sedangkan untuk tema pernikahan, mulai dari batik untuk lamaran hingga pasca-pernikahan. Batik bercorak mahkota dari Sidoarjo pertanda pemakainya yang mau menikah merupakan orang terpandang.
Sumber : kompas.com
Labels:
Budaya
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment