Minggu, 25 Oktober 2009 | 00:24 WIB
|Surabaya- Jumlah jalan tol di Indonesia masih jauh dari kata ideal. Bila mengikuti perkembangan ekonomi semestinya sudah ada 3.000 km jalan tol, tapi kenyataan baru sekitar 693 km yang beroperasi per 2009.
”Tidak hanya tertinggal dari negara lain. Tapi minimnya jalan tol menyebabkan ekonomi biaya tinggi bagi masyarakat maupun bisnis karena buruknya transportasi bisa dihindari,” ujar Kepala Bidang Teknik Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Adi Soelistijo, Sabtu (24/10).
Berdasarkan data BPJT saat ini, sudah terdapat 25 ruas tol sepanjang 693,23 km yang beroperasi. Sementara yang sedang dalam Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol (PPJT) sebanyak 23 ruas sepanjang 817,35 km. Dari 23 ruas tersebut, 6 ruas sudah masuk dalam tahap konstruksi dan 16 ruas dalam tahap pengerjaan dan pembebasan lahan.
Sedangkan yang berada dalam proses persiapan tender mencapai 11 ruas tol sepanjang 475,42 km. "Yang dalam proses tender ini kami kaji ulang, termasuk ruas Malang-Pandaan sepanjang 37 km. Dalam tender Malang-Pandaan, jumlah peserta yang lulus prakualifikasi tidak memenuhi syarat. Hanya ada dua peserta yang lulus, padahal seharusnya ada 3 peserta," jelasnya.
Sementara yang dibangun pemerintah sat ini sebanyak 3 ruas tol sepanjang 60,5 km. Sedangkan yang dalam proses studi sebanyak 14 ruas sepanjang 789,58 km. "Yang termasuk masih studi itu ruas Bandara Juanda-Tanjung Perak dan Probolinggo-Banyuwangi," tuturnya.
Menurut dia, penambahan jumlah jalan tol semestinya terus dikebut. Jika melihat kondisi geografis tanah air, berdasar perhitungan BPJT, semestinya Indonesia harus segera mempunyai setidaknya 3.000 km yang memakan biaya investasi Rp 224,48 triliun.
"Tanpa terus menambah jalan tol, tentu problem transportasi kian sulit diatasi. Infrastruktur jalan ini sama pentingnya dengan ketersediaan listrik," ujarnya. dya
(dari http://www.surabayapost.co.id/?mnu=berita&act=view&id=fb3176bfa58b2e438f42411a2fb3443d&jenis=c81e728d9d4c2f636f067f89cc14862c)
No comments:
Post a Comment