Saturday, 23 January 2010

Kepergok Istri Tamasya Berdua



AWALNYA Santi, 43, hanya memborong pasang gips di rumah pak Guru Kamdi, 53. Tapi belakangan, dia siap pasang badan untuk menjadi kekasih pemilik rumah. Tentu saja istri Kamdi tak terima, sehingga ketika memergoki suaminya piknik bareng Ny. Santi, langsung cakar-cakaranlah keduanya dipinggir jalan.
Tambah tua malah tambah masalah, ini rupanya kelakuan Kamdi, yang jadi Kepala sebuah SMP di Genteng, Banyuwangi (Jatim). Padahal mustinya, tambah tua tambah banyak amalnya, buat persiapan di rumah masa depan. Karenanya segala perbuatan yang mendatangkan pahala, harus dikejar. Ee….., yang terjadi malah sebaliknya. Bukan cari pahala, tapi ngudak-udak paha wanita. Kalau paha istri sendiri tak masalah, tapi yang diburu Kamdi justru paha bini orang!
Ihwalnya bermula ketika Pak Kamdi berkenalan dengan Ny. Santi yang punya usaha pemasangan gips. Ketika tukang-tukang mengerjakan plafon rumah Kamdi, Ny. Santi sebagai boss sering mengontrol pekerjaan anak buah. Sementara tukang bekerja hingga kepala cengeng (capek) lantaran mendongak melulu, Ny. Santi malah asyik ngobrol dengan tuan rumah. Agaknya ada persamaan cita rasa dan selera.
Ketika borongan pasang plafon sudah usai, mestinya Ny. Santi tak perlu datang kembali ke rumah itu. Tapi yang terjadi, dia masih jedal-jedul (datang melulu) dengan alasan yang direkayasa. Malah sekali waktu, wanita itu berani main ke rumah Kamdi dengan pakaian “gersang” alias seger dan merangsang. “Maaf, baju ibu rupanya kurang bahan ya…..?” sindir seorang anak Pak Guru Kamdi. Tapi apa akibatnya? Anak yang lancang mulut itu langsung dikepret oleh ayahnya, pletakkkk!
Aksi Kamdi yang demikian belakangan bukan saja membuat gelisah anak-anak, tapi juga istrinya, Ny. Dani, 49. Masalah kunjungan rutin wanita pemborong gips itu makin serius, soalnya istri Kamdi lalu mencium ada ketidakberesan suami dalam mengelola tata niaga rumahtangga. Amplop gaji sering tak utuh lagi, karena katanya ada potongan ini itu. Bukankah sudah jadi rahasia umum bahwa guru merupakan profesi yang amplopnya sering dipotong ini itu saat gajian?
Hari-hari belakangan Ny. Dani juga melihat suaminya demen melakukan kebohongan publik. Katanya rapat, tapi sebetulnya “rapet” dengan wanita lain. Maka ketika beberapa hari lalu Pak Kepala SMP ini pamitan mau rapat di Diknas Banyuwangi, dia tak seratus persen percaya. Diam-diam dia membuntuti ke mana saja pergi suami hari itu. Awalnya benar, suami memang rapat di kantor Dinas. Tapi selesai rapat, Pak Guru Kamdi pergi seperti tergesa-gesa. Kembali Ny. Dani membuntuti dengan sepeda motornya.
Sekeluar rapat ternyata Pak Kamdi menuju ke pantai Lampon, Banyuwangi. Tiba di pantai, ternyata ada seorang ibu muda menunggu sambil membawa dua anak kecil. Mereka pun lalu bergabung dalam satu mobil. Dan wanita bersama dua anaknya tak lain tak bukan adalah Ny. Santi yang pemborong gips itu. Untung Ny. Dani masih bisa mengedalikan emosinya. Dia hanya pergi lapor ke polisi sambil berpesan bahwa bila kelak melintas mobil minibus dengan nomer sekian-sekian, harap dicegat.
Apa yang dikatakan Ny. Dani memang betul. Beberapa waktu kemudian munculah mobil yang dikendarai Kamdi. Pencegatan dilakukan, dan ternyata benar adanya. Di dalam nampak ada Ny. Santi, dan kedua anaknya usia balika. Karena kepergok, Ny. Santi sempat ribut dengan Ny. Dani. Untung polisi berhasil melerainya, tapi Ny. Santi pilih kabur bersama kedua anaknya. “Saya tak ada hubungan apa-apa, kecuali bisnis saja….,” kata Pak Guru Kamdi yang warga Dusun Balokan, Desa Dasri, Kecamatan Tegalsari itu.
Yang bener: hubungan kerja apa hubungan intim, Mas? (JP/Gunarso TS)
(dari www.poskota.co.id)

No comments:

Post a Comment