Monday, 25 January 2010

Mantan Istri Walikota yang Menjadi Pengusaha Telur Asin




Oleh : Zainul Arifin

Sepeninggal almarhum suaminya M Khudlori, Nanik tidak pasrah begitu saja. Ia malah bangkit usaha demi menghidupi keluarganya. Nanik seperti ingin mematahkan, setiap pejabat dan istri pejabat merasa takut bila sudah memasuki masa pensiun. Untuk itu lah, bagi perempuan yang lahir di Banyuwangi 1983 ini, melihat masih banyak peluang bisa diciptakan setelah lengser dari jabatannya. Salah satunya dengan menjadi pengusaha telor asin di rumahnya. ”Bapak sudah almarhum, dan saya harus tetap bertahan hidup demi membesarkan anak-anak saya,” ujarnya.

Awal ide usaha memproduksi telor asin muncul saat Nanik berkunjung ke rumah sanak familinya di Blitar pada lebaran Idul Fitri 2009 silam. Sepulang dari Blitar, dia diberi oleh-oleh telur asin lumayan banyak. Telur asin oleh-oleh ini lantas dibagikan kepada tetangga dan kerabat dekatnya yang berkunjung ke rumahnya di sekitar Jalan Raya Beji, Kecamatan Junrejo. Sebagian besar yang diberi telur asin itu menyatakan bahwa telor asinnya enak. ”Berawal dari situlah saya memutuskan untuk memproduksi telur asin sendiri  di rumah,” ujar Nanik. Dia mengklaim telor asin yang diproduksinya sangat berbeda dengan  telor asin yang dijual dipasaran. Perbedaan ini terletak pada ukuran telor asin yang lebih besar karena berasal dari telor bebek jenis Cambel dari Australia.

Untuk kandungan gizinya, Nanik mengatakan bahwa protein yang terdapat di telur asin produksinya jauh lebih tinggi. Putih telor asin tidak berubah serta warna kuning telor asinnya jauh lebih ngejreng. Kalau dibuat telor mata sapi, warna kuning telor menyerupai warna nutrijel. ”Ini semua karena cara pembuatannya sedikit berbeda dibanding dengan telur asin umumnya,” kata Nanik. Saat ini untuk pemasaran, telur asin buatan Nanik yang diberi label kepala udang ini memiliki tenaga pemasaran lebih dari 10 orang. Tempat penjualannya mulai kawasan perumahan, super market, panti pijat dan pasar. Kapasitas produksinya dalam sebulan bisa membuat 1.500-2.000 telor asin dalam sebulan. Harga eceran tertinggi telor asin kepala udang ini sekitar Rp 2000 per butirnya.

”Saya hanya ingin membuktikan, siapa pun orang yang sudah tidak lagi menjadi pejabat, masih berusaha. Asal ada kemauan, Insya Allah kesuksesan itu akan datang,” urai Nanik, yang akan memulai menjadi pengajar Bahasa Inggris di SMP Negeri 01 Kota Batu pada tahun ini.

No comments:

Post a Comment