Wednesday, 27 October 2010

Tuntut Kesejahteran, Demo Ratusan Buruh BFPI Diwarnai Aksi Dorong

Banyuwangi - Demo ratusan buruh PT Blambangan Food Packer Indonesia (BFPI) Desa Kedungrejo Kecamatan Muncar Banyuwangi, ricuh. Kericuhan terjadi setelah para buruh dihalang-halangi menemui anggota DPRD Banyuwangi, yang ada di dalam gedung perusahaan, Selasa (26/10/2010).

Mereka menuntut kelayakan upah yang dianggap tidak sesuai dengan Upah Minuman Kabupaten (UMK) Banyuwangi sebesar Rp 27 ribu/hari. PT BFPI sendiri menerapkan upah rata-rata untuk para buruhnya sebesar Rp 17 ribu per hari. Demo PT BFPI tersebut merupakan aksi yang ke empat kalinya.

Sebelum ricuh, para buruh yang sejak pagi dilarang masuk kerja, menghadang rombongan Komisi II DPRD Banyuwangi yang akan masuk ke dalam gedung PT BFPI. Penghadangan dilakukan tepat di depan pintu gerbang.

Penghadangan dilakukan setelah rombongan Komisi II lainnya, yang hadir lebih awal tak menggubris keinginan para buruh untuk ikut serta dalam dialog. Sesuai janjinya, Komisi II akan mengajak para buruh untuk berdialog langsung dengan management PT BFPI.

"Kita sepakat hal ini diselesaikan didalam perusahaan, tapi kalau datang jangan nyelonong-nyelonong gini pak," protes Koordinator aksi buruh, Waras Sarimulyo, kepada salah satu anggota dewan yang asyik di dalam mobilnya.

Setelah tertahan beberapa menit akhirnya rombongan Komisi II itu "dilepaskan" para buruh. Dengan catatan, para buruh ikut masuk ke dalam perusahaan. Sayangnya, saat para buruh mengikuti mobil Komisi II dari belakang dihalang-halangi oleh barikade satuan pengamanan PT BFPI.

Aksi saling dorong dipintu gerbang pun akhirnya tak terelakkan. Nyaris terjadi adu fisik setelah salah seorang Satpam memprovokasi para buruh dengan kata-kata tidak pantas. Beruntung, kericuhan berhasil diredam oleh koordinator aksi.

"Sabar sabar sabar, jangan terpancing, kita pasti menang, kita pasti menang," teriak Waras Sarimulyo, sambil menghalau rekan-rekannya yang emosi untuk menjauh dari pintu gerbang.


Ancam Duduki DPRD Banyuwangi


Meski tetap dilarang masuk para buruh tetap bertahan dan bersabar menunggu hasil dari dialog Komisi II dan PT BFPI. Jika hari ini tidak ada keputusan yang berpihak pada buruh, mereka mengancam akan menduduki DPRD Banyuwangi.

"Jika hari ini tidak ada kabar baik, kami akan duduki DPRD Banyuwangi," ancam Waras, kepada wartawan di lokasi.

Buruh juga mencurigai jika dialog yang dilakukan itu, rentan dipermainkan. Sebab, tak satupun perwakilan buruh ikut dalam musyawarah untuk menyelesaikan tuntuan mereka.

"Saya hanya diupah Rp 17 ribu perhari, status pun tidak jelas. Padahal saya sudah dua tahun bekerja di sini," jelas seorang buruh yang namanya enggan dipublikasikan.
(fat/fat) Irul Hamdani - detikSurabaya

No comments:

Post a Comment